Nama : Jajang Yusuf
Kelas : 3EA08
NPM : 13210703
PENGERTIAN :
·
Consummer Innovativinnes
·
Consummers compulsive consumption
·
Consumer ethnocentrism
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN
PRODUK BARU
1. PENGERTAN DAN KLASIFIKASI
PRODUK
Kebijakan produk dititikberatkan
pada bagaimana mendesain produk yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Kebijakan produk merupakan pengambilan keputusan yang sistematis pada
seluruh aspek pengembangan dan pengelolaan produk, termasuk mengenai merek dan
kemasan.
Perusahaan harus meningkatkan
produk-produk yang ada untuk memuaskan pelanggannya setiap waktu sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan penjualan yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Untuk itu perusahaan perlu terus melakukan inovasi, kreasi dan
peningkatan citra merek. Dibutuhkan keberanian untuk menciptaan hal-hal baru
dan menemukan kebutuhan-kebutuhan laten yang belum terbaca selama ini.
Definisi Produk
Produk dapat didefinisikan
sebagai produk fisik (barang), jasa, ide, atau kombinasi dari ketiganya yang
dapat memenuhi suatu kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk fisik (barang)
merupakan produk yang mempunyai sifat kentara, seperti mesin cuci, sepeda motor
atau alat-kosmetik. Sedangkan jasa diartikan sebagai produk yang tidak kentara
(waktu, keahlian, aktivitas) yang dapat dapat dipertukarkan secara langsung
dari produsen ke konsumen, misal asuransi, klinik kesehatan, biro konsultasi
keuangan, penerbangan, biro iklan, atau pengajaran. Adapun kegiatan pemasaran
yang terkait dengan penawaran ide antara lain pengiklanan di televisi atau
sejumlah kegiatan promosi lainnya yang menekankan pada pentingnya mengendarai
dalam keadaan tidak mabuk atau tentang keuntungan yang didapat dengan tidak
merokok.
Klasifikasi Produk
Produk dapat diklasifikasi
berdasarkan tujuan penggunaan dan cara pemasarannya, yaitu Barang Konsumen dan
Barang Industri.
1. Barang Konsumen
Barang konsumen (consumer goods)
adalah barang yang dimaksud untuk dipakai oleh konsumen akhir tanpa memerlukan
proses lanjutan secara komersial. Misal makanan, produk kosmetik, atau gula,
yang dapat dipakai oleh seseorang untuk kenikmatan dirinya.
Jenis barang konsumen tak
terhitung jumlahnya, sehingga perlu dilakukan penggolongan untuk memudahkan
dalam memilih strategi pemasarannya. Ditinjau dari kebiasaan membeli konsumen,
barang konsumen dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu:
a) Convenience Goods (Barang
konvenien), yaitu barang-barang yang relatif mudah dipakai dan mudah untuk
diperoleh. Ciri lain dari barang konvenien adalah memiliki harga yang relatif
murah, frekuensi pembeliannya tinggi, dan konsumen dalam membuat keputusan beli
hanya mengeluarkan sedikit usaha dan pertimbangan. Misal barang-barang
kebutuhan sehari-hari seperti sabun, gula pasir, surat kabar, dan lain-lain.
b) Shopping Goods (Barang
belanjaan), yaitu barang-barang yang harus dicari dulu oleh pembeli bila ingin
membelinya, karena tidak tersedia di semua tempat. Sebelum memutuskan untuk
membeli, biasanya pembeli akan mempertimbangkan masak-masak beberapa hal
seperti harga, mutu dan warna. Misalnya, perkakas rumah tangga, pakaian atau
barang-barang elektronik.
c) Specialty Goods (Barang
spesial), yaitu barang-barang yang mempunyai ciri khas unik (identifikasi
merk), harganya relatif mahal dan terdapat pada tempat-tempat tertentu saja,
dimana untuk memperolehnya sekelompok pembeli bersedia mengeluarkan pengorbanan
yang cukup besar. Misalnya, barang-barang mewah dengan jenis dan merek
tertentu, mobil, peralatan fotografi, dan barang antik.
1. Barang Industri
Barang industri adalah barang
yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa lain dan untuk memperlancar
kegiatan operasional suatu perusahaan. Yang termasuk dalam kategori barang
industri antara lain bahan baku, suku cadang, instalasi, peralatan tammbahan,
perlengkapan dan pelayanan.
2) PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Alasan Pengembagan Produk Baru
Keputusan untuk menciptakan
produk banyak didasari karena beberapa faktor, antara lain produk yang sudah
ada telah usang yaitu kurang bermanfaat untuk masa sekarang yang disebabkan
produk telah ketinggalan mode ataupun teknologi. Survei pasar untuk mengetahui
keinginan konsumen dan kekurangan dari produk yang sudah ada dilakukan sebagai
dasar untuk mengembangkan produk yang sudah ada sehingga konsumen lebih
terpuaskan keinginannya. Untuk itu perusahaan menginvestasikan sejumlah dana
yang sangat besar untuk riset dan pengembangan produk baru atau produk yang
sudah ada. Tujuan utama dari usaha pengembangan produk baru adalah untuk
peningkatan pertumbuhan volume dan keuntungan di masa mendatang.
Pengertian Produk Baru
Produk baru didefinisikan sebagai
barang dan jasa yang pada prinsipnya berbeda dengan produk yang dipasarkan oleh
sebuah perusahaan. Terdapat beberapa kategori tentang produk baru, yaitu:
1. Produk yang betul-betul baru, tidak ada produk penggantinya (misal
obat bagi pasien yang mengidap sakit penurunan daya tahan tubuh), ataupun
produk yang penggantinya sangat berbeda (misal tenaga disel untuk mengganti
tenaga listrik), tenaga surya untuk mengganti tenaga air.
2. Produk yang sejenis, dengan desain baru, misal mobil desain terbaru
untuk tahun depan, baju mode terkini, telepon seluler dengan fitur termutakhir,
dsb.
3. Produk tiruan yang baru bagi perusahaan tapi tidak baru bagi pasar,
misal kamera digital, telepon seluler dengan kamera otomatis, dsb.
Tahapan Pengembangan Produk Baru
1. Tahap Pencairan dan
Penyaringan Ide tentang Produk Baru
Langkah pertama dalam menciptakan
produk baru adalah mengembangkan ide. Pengembangan produk yang sama sekali baru
membutuhkan informasi pasar tentang kebutuhan apa yang belum terpenuhi agar
dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Gagasan produk baru bisa berasal dari
berbagfai macam sumber seperti pelanggan, karyawan, pesaing, penelitian,
pengembangan, dan konsultan. Setiap ide untuk menciptakan atau mengembangkan
produk baru perlu disaring. Penyaringan ide produk baru merupakan keputusan
penting karena menyangkut langkah awal untuk menentukan ide mana yang akan
diterima. Perusahaan akan menolak ide yang memerlukan pengorbanan besar karena
memerlukan sumberdaya (teknologi, keahlian, dan kecakapan di bidang pemasaran)
yang tidak dimiliki perusahaan.
2) Tahap Analisis Bisnis
Tujuan analisis bisnis adalah
meninggalkan usaha yang tidak menguntngkan sebelum biaya pengembangan dan
pengujian pasar dilakukan. Untuk itu perlu dilakukan studi yang mendalam
tentang kemampuan laba potensial dari ide produk baru. Masing-masing ide perlu
dianalisis dari segi bisnis untuk memperkirakan biaya dan keuntungannya. Ide
dapat dilaksanakan dengan syarat penerimaan laba melebihi pengeluaran biaya
3) Tahap Pengembangan
Tujuan tahap ini adalah mengubah
ide-ide menjadi produk sesungguhnya yang dapat memberikan manfaat kepada
konsumen dan dapat diproduksi secara ekonomis oleh perusahaan. Dalam tahap ini
tercakup beberapa kegiatan antara lain pengujian konsep, penilaian
laboratorium, pengadaan tes kesukaan konsumen, dan operasi pabrik percontohan.
4) Tahap Pengujian
Tahap ini membutuhkan interaksi
antara bidang pemasaran dan keahlian teknik untuk memutuskan karakteristik
fisik yang dibutuhkan dalam menghadapi tingkat persaingan yang akan dihadapi
pada saat produk baru diluncurkan. Tahap ini dirancang untuk mengukur reaksi
konsumen terhadap produk baru dan melihat dukungan konsumen terhadap program
pemasaran perusahaan di suatu pasar tertentu.
5) Tahap Komersialisasi
Tahap ini membutuhkan koordinasi
antara berbagai fungsi yang ada. Apabila uji pasar menunjukkan hasil yang
menjanjikan, perusahaan akan mulai memproduksinya dan memasarkannya. Perusahaan
sebaiknya terus memonitor dan melakukan penyesuaian-penyesuaian baik dari segi
produk, harga, iklan, bentuk promosi maupun sistem distribusinya.
Pada tahap komersialisasi pihak
manajemen perlu menghadapi resiko akan kegagalan suatu produk selain berharap
akan berhasil. Hal ini karena terdapat berbagai alasan mengapa suatu produk
bisa gagal di pasar. Antara lain konsumen tidak mendapatkan manfaat produk yang
berbeda dari produk yang ada atau karena tidak terpenuhinya keinginan konsumen
dari ciri khas produk yang ditawarkan. Alasan lain misalnya karena terjadi
kesalahan dalam melakukan perkiraan ukuran pasar terlalu tinggi, salah
positioning, harga juak terlalu tinggi atau rendah, jaringan distribusi tidak
memadai, kurangnya promosi, atau produk kalah kualitas dengan pesaing.
Untuk itu pihak pemasar perlu
memperhatikan kesesuaian produk yang ditawarkan dengan kebutuhan pasar seperti
diperkirakan dalam konsep pemasaran. Suatu produk akan berhasil dipasarkan
apabila dapat menghantarkan manfaat yang berarti bagi konsumen dengan
karakteristik produk yang berbeda dengan pesaing. Hal-hal yang perlu
diperhatikan pemasar dalam menawarkan produk baru antara lain:
* Saat ini konsumen bersikap sangat
berhati-hati dalam melakukan pembelian sehingga perusahaan sebaiknya menawarkan
produk yang berkualitas dimana nilai produk dapat memberikan manfaat produk
yang lebih besar dibanding biaya yang akan dikeluarkan konsumen.
* Adanya kondisi pasar di masa mendatang
yang semakin demanding dengan adanya persaingan pasar yang semakin tajam.
* Kepemimpinan dan komitmen yang kuat dalam
tim pengembangan produk baru.
Sumber : http://akuntansigorgeuz.wordpress
Tidak ada komentar:
Posting Komentar