Nama : Jajang Yusuf
Kelas : 3EA08
NPM : 13210703
Evaluasi
Alternatif Sebelum Pembelian
A.
TIGA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KONSUMEN
- Konsumen Individu
Pilihan
merek dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, persepsi atas karakteristik
merek, dan sikap ke arah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi
oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.
2.
Pengaruh Lingkungan
Lingkungan
pembelian konsumen ditunjukkan oleh budaya (norma kemasyarakatan, pengaruh
kedaerahan atau kesukuan), kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas
harta milik konsumen), grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup
referensi) dan faktor menentukan yang situasional (situasi dimana produk dibeli
seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).
3.
Marketing strategy
Merupakan
variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu
dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah barang, harga,
periklanan dan distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan
keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk
evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini
digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan
konsumen dalam gambar 1.1 penelitian pemasaran memberikan informasi
kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang
karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran
kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.
Ketika
konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu,
digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi,
konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin
berubah, evaluasi merek, dan pemilihan
merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh
apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi.
Panah
umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan
mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan.
Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa konsumen
membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara
relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap
ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan kecenderungan pembelian
di masa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan pada manajemen untuk
merumuskan kembali strategi pemasaran kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang
lebih baik.
B.
KONSEP KEPUTUSAN
Keputusan
adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila
seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi
memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan. Semua orang
mengambil keputusan setiap hari dalam hidupnya tanpa disadari. Dalam proses
pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam
kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan
konsumsi produk atau jasa yang sesuai. Tiga tingkatan dalam pemecahan ini;
Pemecahan masalah yang mensyaratkan respons yang rutin.
Keputusan
yang diambil tidak disertai dengan usaha yang cukup untuk mencari informasi dan
menentukan alternatif. Kebiasaan berjalan secara otomatis, prilaku seseorang
merupakan respon terhadap rutinitas karena dilakukan berulang-ulang seringkali
tanpa disadari.Pemecahan masalah dengan proses yang tidak berbelit-belit
(terbatas).
C. EMPAT TIPE PROSES PEMBELIAN KONSUMEN
1. Proses “ Complex Decision Making
“, terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang
terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli sistem fotografi elektronik
seperti Mavica atau keputusan untuk membeli mobil. Dalam kasus seperti ini, konsumen
secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan
mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan menetapkan
kriteria tertentu seperti kemudahan dibawa dan resolusi untuk sistem
kamera elektronik, dan untuk mobil adalah hemat, daya tahan tinggi, dan
peralatan. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting.
Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang
relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran.
2. Proses “ Brand Loyalty “.
Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu
dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau
tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian
sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap
kasus disini pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena
keterlibatan kepentingan dalam olah raga, makanan sereal untuk orang dewasa
karena kebutuhan nutrisi. Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang
lalu. Sehingga, pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak
penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama.
Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak
terlibat atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan barangnya adalah
tipe pengambilan keputusan terbatas dan proses inertia.
3. Proses “ Limited Decision Making “. Konsumen
kadang-kadang mengambil keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan
kepentingan yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu
dari produk tersebut. Konsumen membeli barang mencoba-coba untuk membandingkan
terhadap makanan snack yang biasanya dikonsumsi. Pencarian informasi dan
evaluasi terhadap pilihan merek lebih terbatas dibanding pada proses
pengambilan keputusan yang komplek. Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi
ketika konsumen mencari variasi. Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya
dilakukan seketika berada dalam toko. Keterlibatan kepentingan yang rendah,
konsumen cenderung akan berganti merek apabila sudah bosan mencari variasi lain
sebagai perilaku pencari variasi akan melakukan apabila resikonya minimal.
Catatan proses pengambilan keputusan adalah lebih
kepada kekhasan konsumen daripada kekhasan barang. Karena itu tingkat
keterlibatan kepentingan dan pengambilan keputusan tergantung lebih kepada
sikap konsumen terhadap produk daripada karakteristik produk itu sendiri. Seorang
konsumen mungkin terlibat kepentingan memilih produk makanan sereal dewasa
karena nilai nutrisinya, konsumen lain mungkin lebih menekankan kepada
kecantikan dan menggeser merek dalam mencari variasi.
4. Proses “ Inertia “. Tingkat
kepentingan dengan barang adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan.
Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan karena loyal kepada
merek tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk
mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan
pemilihan merek. Robertson berpendapat bahwa dibawah kondisi keterlibatan
kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek hanya menggambarkan convenience yang
melekat dalam perilaku yang berulang daripada perjanjian untuk membeli merek
tersebut” contoh pembelian sayur dan kertas tisu.
Contoh kasus :
Istilah pasar banyak diartikan secara beda sesuai
dengan sudut pandang penglihatan. Disini, kebutuhan dan keinginan konsumen
mengawali kehadiran produk yang dapat memenuhinya. Hal tersebut, terungkap
melalui jembatan penyeberangan motivasi dan kemampuan membeli yang dimiliki
konsumen. Analisa pasar adalah suatu proses untuk menentukan potensi penjualan.
Potensi pasar adalah suatu perkiraan kapasitas dari suatu pasar untuk menyerap
barang produksi. Perkiraan tersebut bisa dinyatakan dalam bentuk fisik atau
dalam jumlah mata uang, atau bisa dalam bentuk persentase. Analisi pasar
perpindahan kartu pra bayar disini, yaitu memperkirakan atau memprediksi pangsa
pasar di masa akan datang dengan melihat besar persentase loyalitas pelanggan
untuk tetap setia atau beralih ke
suatu merek selama kurun waktu satu tahun.
suatu merek selama kurun waktu satu tahun.
Kartu pra bayar GSM adalah suatu kartu telepon
GSM yang pembayarannya dilakukan pada awal pembayaran sebelum digunakan,
sedangkan yang dimaksud dengan kartu pasca bayar GSM adalah kartu telepon GSM
yang pembayarannya dilakukan diakhir atau setelah penggunaan telepon. Biasanya
jenis kartu pasca bayar ini tidak sering digunakan karena tergolong lebih rumit
baik dari segi pembayaran dan peregistrasiannya, cara pembayaran kartu ini sama
halnya dengan rekening listrik, penggunaan kartu kredit dan rekening telepon
rumah.
Oleh karena itu, banyak konsumen yang menggunakan
jenis kartu pra bayar GSM dibandingkan dengan kartu pasca bayar. Khususnya studi
kasus dalam penelitian ini yaitu pada mahasiswa UNDIP Semarang. Kalangan
mahasiswa lebih banyak menggunakan kartu pra bayar dikarenakan kartu pra bayar
lebih mudah dalam pembayaran dan besar nilai nominal dalam isi ulang kartu pra
bayar ini dapat disesuaikan dengan keuangan mahasiswa.
Seiring dengan perkembangan perekonomian yang
semakin dinamis, yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan dalam dunia
bisnis dan tingkat persaingan yang semakin meningkat, menyebabkan semakin
banyak konsumsi produk yang ditawarkan di pasar guna memenuhi kebutuhan
konsumen. Persaingan bisnis yang ketat salah satunya ditunjukkan dengan semakin
beraneka ragamnya jenis produk dan fitur-fitur yang diberikan atau ditawarkan,
karena dengan semakin banyaknya varian merek produk sejenis beserta
fitur-fiturnya yang saling beradu kelebihan memikat konsumen, maka akan semakin
besar kemungkinan dari keinginan konsumen untuk beralih ke pemilihan merek
lainnya (brand switching) atau tetap setia pada produk yang disukainya.. Selama
kurun waktu setahun, konsumen memungkinkan untuk melakukan perpindahan merek
kartu pra bayar GSM lebih dari satu kali. Akan tetapi, perpindahan merek ini
dihitung dari pertama kali konsumen menggunakan merek tertentu sampai dengan
terakhir kali konsumen menggunakan merek tertentu.
Persaingan ketat pada bisnis Kartu Prabayar GSM
dari berbagai Operator Telepon Seluler menuntut strategi perubahan dan
perbaikan secara lebih baik dalam menghasilkan produk atau layanan yang
berkualitas tinggi dengan harga yang wajar dan bersaing. Operator telepon
seluler perlu mengetahui perpindahan merek untuk masing-masing periodenya dan
menganalisis atribut-atribut produk dan layanan yang menjadi peringkat
preferensi konsumen dalam memilih dan membeli suatu produk atau layanan. Penelitian
ini memanfaatkan analisis merek dengan metode rantai markov.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tetap loyalnya
atau berpindahnya konsumen dapat diketahui dari peringkat preferensi konsumen
terhadap atribut atau layanan yang paling dipertimbangkan. Dari hasil
penelitian bahwasanya harga kartu perdana/voucher isi ulang merupakan faktor
yang paling berpengaruh bagi konsumen untuk tetap loyal karena harga kartu
perdana / voucher isi ulang menduduki peringkat pertama. Banyak konsumen yang
berpindah merek ke kartu pra bayar IM3, ini ditunjukkan oleh tingginya angka
probabilitas transisi, konsumen dari merek kartu pra bayar IM3 juga memiliki
loyalitas paling tinggi, kemudian diikuti merek kartu pra bayar Simpati,
Mentari, AS, XL, Three dan Axis. Kondisi steady state terjadi pada periode
ke-29, sehingga didapatkan kemungkinan probabilitas pasar yang akan datang
untuk kartu pra bayar Simpati sebesar 4,43%; AS sebesar 3,87%; IM3 sebesar
76,25%; Mentari sebesar 0,18%; XL sebesar 1,33%; Three sebesar 4,83% dan Axis sebesar
9,11%.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar