Nama : Jajang Yusuf
Kelas : 3EA08
NPM : 13210703
Tugas Sotfskill Perilaku
Konsumen
Contoh Dari Tipe – Tipe
Pengambilan Keputusan (Dalam bentuk cerita)
Pada tahun 1979 teori Krumboltz, berdasarkan teori
pembelajaran sosial Albert Bandura (1977), diperkenalkan. Meskipun ide Bandura
mengenai perolehan perilaku telah berubah sampai pada beberapa tingkat tertentu
(contoh, Bandura, 1986), Krumboltz tidak membuat perubahan yang berarti dalam
teorinya. perbedaan antara teori-teori yang berasal dari teori pembelajaran dan
teori kepribadian-dan-faktor adalah teori tersebut tidak begitu memperhatikan
peran kepribadian, seperti minat dan nilai-nilai, dalam proses pengambilan
keputusan karir. tetapi lebih memfokuskan pada proses pembelajaran yang
mengarahkan pada keyakinan dan minat diri serta bagaimana hal ini mempengaruhi
proses pengambilan keputusan karir. Teori tersebut juga berbeda dari aliran
perkembangan(developmentalist) dalam beberapa aspek intinya, yaitu bahwa mereka
tidak menimbang tingkat perkembangan. Teori-teori pembelajaran percaya bahwa
karena banyaknya faktor yang melingkupi pilihan dan penyesuaian karir telah
dipelajari, teori mereka harus menghitung proses pembelajaran yang mengarahkan
terhadap tercapainya keyakinan dan sikap kritis terhadap proses pengembangan
karir.
Teori
Pembelajaran Sosial Krumboltz
Krumboltz
(1979,1996) dan Mitchell dan Krumbotz (1984, 1990, 1996) menggambarkan teori
pembelajaran sosial tentang pilihan karir berdasarkan teori perilaku Bandura
(1977) dan lainnya, menekankan pada teori reinforcement (dorongan). Krumboltz
mengidentifikasi empat faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir:
1)
Pengaruh gen
dan kemampuan khusus. Krumboltz mengenali bahwa karakteristik keturunan
tertentu dapat membatasi seseorang, sebagaimana Tiedman juga mengidentifikasi
kondisi biologis, beberapa contohnya adalah, ras, jenis kelamin, dan penampilan
fisik. faktor-faktor lain dimana keturunan, setidak-tidaknya sebagian, bisa
membatasi. Termasuk juga berbagai kemampuan khusus, seperti kecerdasan,
kemampuan musik dan seni, dan koordinasi fisik.
2)
Kondisi-kondisi
dan peristiwa lingkungan. Termasuk dalam faktor ini adalah pengaruh-pengaruh
yang mungkin berada di luar kontrol seseorang tetapi menunjang individu melalui
lingkungan dimana individu tersebut tinggal. Beberapa pengaruh mungkin sintetis
dalam arti luas; beberapa pengaruh lain mungkin disebabkan kekuatan alam.
Manusia atau elemen alam semacam ini bisa menyebabkan terjadinya peristiwa yang
membebani individu dalam pendidikan dan proses keputusan karir. contoh pengaruh
semacam ini adalah adanya kesempatan kerja dan pelatihan, kebijakan sosial, dan
prosedur untuk memilih pelatih atau pekerja, nilai balasan dari berbagai
jabatan, tenaga kerja, hukum serta peraturan persatuan pekerja, peristiwa fisik
seperti gempa bumi dan banjir, adanya sumber daya alam, pengembangan tehnologi,
perubahan dalam organisasi sosial, pengalaman pelatihan dan sumber daya
keluarga, sistem pendidikan, dan pengaruh lingkungan dan komunitas.
3)
Pengalaman
belajar. Seluruh pengalaman belajar sebelumnya mempengaruhi pendidikan dan
pengambilan keputusan karir seseorang. Setelah Krumboltz mengenali serumitan
proses pembelajaran, dia mengidentifikasi hanya dua tipe pembelajaran sebagai
contoh: pengalaman pembelajaran instrumental dan pengalaman belajar asosiatif.
Dia menggambarkan pengalaman pembelajaran instrumental sebagai situasi dimana
individu mematuhi lingkungan untuk menciptakan beberapa konsekuensi tertentu.
Pengalaman pembelajaran asosiatif digambarkan sebagai situasi dimana individu
belajar dengan cara bereaksi terhadap stimulus dari luar, dengan cara mengamati
langsung atau model buatan, atau dengan mencocokkan dua kejadian dalam satu
waktu atau lokasi.
4. Keahlian-keahlian pendekatan tugas. Keahlian-keahlian yang digunakan individu pada setiap tugas atau permasalahan baru dinamakan keahlian-keahlian pendekatan tugas. Termasuk dalam contoh ini adalah standar performa dan nilai; kebiasaan kerja, latihan simbolik, pengkodean, dll. Penggunaan keahlian-keahlian ini mempengaruhi hasil dari setiap tugas atau masalah dan akibatnya dibatasi oleh hasil-hasilnya.
Kesimpulannya, individu dilahirkan ke dunia dengan
karakteristik generik tertentu: ras, jenis kelamin, dan kemampuan atau
ketidakmampuan khusus. Seiring dengan berjalannya waktu, individu mengahadapi
peristiwa-peristiwa dan kondisi lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya.
Kesuksesan-kesuksesan dan kegagalan-kegagalan yang tumbuh dalam kondisi ini
mempengaruhi individu dalam memilih serangkaian tindakan dalam
pengalaman-pengalaman pembelajaran selanjutnya, meningkatkan kecenderungan
untuk membuat pilihan serupa dengan yang telah dilakukan yang mengarahkan
kepada kesuksesan dan menghindari pilihan-pilihan serupa yang mengakibatkan
kegagalan. Proses ini dipesulit dengan aspek ketidakstabilan karena indiviu
berubah sebagai hasil dari serangkaian pengalaman belajar yang terus berlanjut,
dan situasi juga berubah karena dinamika kondisi-kondisi lingkungan, budaya dan
sosial.
Status dan Kegunaan Teori Krumboltz teori Krumboltz
(Krumboltz, 1996; Mitchell & Krumboltz, 1996) hanya menarik perhatian
sebagian kecil peneliti dan praktisi meskipun banyak yang merekomendasikannya.
Teori ini cukup atraktif sebagai dasar konseling karir. dia menolak gagasan
tradisional bahwa tujuan konseling karir adalah untuk memilih pekerjaan
berdasarkan karakter personal pembuat keputusan. Tetapi, dia menyarankan bahwa
tujuannya adalah untuk memfasilitasi perolehan pengetahuan tentang diri dan
skill yang dibutuhkan untuk menangani dunia yang selalu berubah yang dipenuhi
dengan ketidakpastian. Dia mengembangkan Career Beliefs Inventory (Krumboltz,
1991) dan buku catatan yang menyertainya (Levin, Krumboltz, & Krumboltz,
1995) untuk membantu pembaca mengidentifikasi keyakinan mereka dan memadukannya
dengan minat mereka. Menurut Krumboltz, Individu yang tidak belajar untuk
mengambil keuntungan dalam kesempatan pembelajaran yang diberikan kepada mereka
dalam pelatihan dasar berkelanjutan cenderung untuk membuat keputusan tidak
bagus. Yang paling penting, konseling karir harus menyiapkan klien untuk
mengenali dan mengambil keuntungan dari kesempatan pembelajaran yang diberikan
pada mereka. Konseling karir harus dilakukan dengan empat pertimbangan.
1. Para klien harus siap untuk mengembangkan pengetahuan
dan keahlian mereka dibandingkan keadaan mereka ketika pertama kali mereka
masuk proses konseling. Konselor karir harus membantu klien untuk memetakan
status mereka dan memberikan garis besar rencana untuk perubahan dan
pengembangan. Dengan adanya rencana untuk berubah. Para klien mengembangkan
struktur kesempatan mereka.
2. Para klien harus siap dengan sebuah kondisi umum
pekerjaan yang sedang berubah.
3. Meskipun diagnosa permasalahan pengembangan karir saat
ini adalah sebuah langkah dalam proses konseling karir, hal ini tidak cukup.
Para klien harus didorong untuk menghadapi tekanan dunia yang selalu berubah.
4. Para konselor karir harus lebih fokus dan membantu
klien menangani serangkaian masalah pekerjaan yang mereka hadapi. Klien harus
memahami nilai dan hal yang memuaskan mereka. Mereka harus meraih kontrol hidup
mereka, untuk mampu menangani permasalahan di tempat kerja, termasuk bagaimana
maju di tempat kerja dan rencana untuk berhenti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar